![]() |
| GM BP Kaldera Toba, DR. Azizul Kholis memaparkan tentang program BP Kalrdera Toba di acara Coffee Morning Geopark For Journalist di Medan, Sabtu (25/10/2025). (Foto : SRM/dicky) |
Terlebih lagi United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) telah mengakui keanekaragaman budaya, hayati dan geologi di Kaldera Toba.
General Manager Badan Pengelolaan Kaldera Toba, DR Azizul Kholis mengungkapkan pengakuan UNESCO terhadap Kaldera Toba harus dibarengi dengan kerja keras, mewujudkan misi Badan Pengelola Kaldera Toba.
Mengingat, ketiga misi tersebut dilakukan secara beriringan. Seperti perlu mengedukasi masyarakat demi menjaga konservasi alam. Tujuan akhirnya adalah memberdayakan masyarakat agar sejahtera.
"Misi konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat yang masuk ke dalamnya adalah pengembangan pariwisata. Yang kebetulan, Danau Toba itu sangat lengkap aspeknya, terutama aspek budaya," paparnya saat Coffee Morning, Geopark for Journalist di Boos Coffee, Jalan Suka Cerdas, Medan, Sabtu (25/10/2025).
Azizul Kholis menambahkan Danau Toba bisa dilihat dari berbagai persfektif, yakni theologi, mitologi dan bahkan scientific.
"Dalam pengembangan ketiga persfektif itu butuh bantuan jurnalis untuk menginformasikannya kepada masyarakat dunia," pungkasnya didampingi Manajer Promosi, Kerjasama dan Publikasi Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba, Tikwan Raya Siregar.
Sementara itu, Manager Divisi Pengelolaan Warisan Geologi, Keragaman Geologi, Keragaman Biologi dan Keragaman Budaya BP Geopark Kaldera Toba, Petrus Parlindungan Purba menjelaskan keunikan Danau Toba secara geologis yakni proses geologinya berukuran jutaan hingga ratusan juta tahun
"Kita sudah menemukan batu berukuran 300 jutaan tahun sebagai basementnya. Disinyalir itu geseran dari benua lain," paparnya.
Petrus menambahkan, ada 3 fase terbentuknya Danau Toba yakni fase Gonoa Land, fase batuan yang terendap di sumbernya hingga fase vulkanik, meletusnya gunung berapi.
"Ada 4 kali letusan di Kaldera Toba itu. Letusan pertama terjadi pada 1,2 juta tahun lalu. Letusan kedua terjadi pada 850 ribu tahun lalu. Letusan ketiga terjadi pada 500 ribu tahun lalu dan letusan keempat terjadi pada 74 ribu tahun lalu," ungkapnya.
Letusan yang keempat itu disebut dengan Super Volcano. Petrus mengatakan, erupsi abu vulkaniknya sampai ke India.
"Akibat Super Volcano itu menyebabkan volcanic winter atau musim dingin di bumi selama 8 sampai 10 tahun. Lalu, terjadi pula pemusnahan manusia secara massal. Yang tersisa hanyalah orang-orang di bagian Africa," paparnya.
Akibat letusan keempat itu pula lah, Petrus menambahkan terbentuklah Danau Toba yang dinikmati keindahannya sampai sekarang.
"Volcanic Toba itu masih aktif sampai sekarang. Jadi, ini bukan hanya bicara keindahan Danau Toba, tapi ada scientific di balik itu. Hal seperti inilah yang harus kita edukasi masyarakat karena memiliki nilai sejarah yang mempengaruhi kondisi sebagian besar wilayah di bumi," pungkasnya. (dicky irawan)
