![]() |
| Pemerhati Lingkungan, Jaya Arjuna. (Foto : ist) |
Jaya Arjuna menyoroti pernyataan Wong Cun Sen yang mengingatkan warga agar tidak mendirikan bangunan di bantaran sungai.
Walau pada dasarnya, pernyataan Wong Cun Sen itu benar, karena sudah mengingatkan warga agar tidak mendirikan bangunan di bantaran sungai, tapi menurutnya, imbauan itu terkesan menyederhanakan persoalan dan justru mengabaikan masalah utama diantaranya soal lemahnya pengawasan dan komitmen DPRD dalam menjaga lingkungan kota Medan.
Jaya Arjuna menilai pernyataan tersebut tidak sejalan dengan realitas di lapangan. Justru banyak bangunan megah berdiri kokoh di bibir sungai tanpa penertiban yang berarti.
“Kalau memang mau tegas, kenapa bangunan-bangunan besar yang jelas-jelas melanggar itu bisa berdiri? Di mana fungsi pengawasan DPRD selama ini?” tegasnya kepada wartawan di Medan, Selasa (02/12/2025).
Ia mengaku kecewa karena DPRD Kota Medan seolah menuntut kesadaran masyarakat kecil, sementara pembiaran terhadap pelanggaran skala besar terus berlangsung. Menurutnya, kondisi banjir yang berulang di Medan bukan hanya akibat perilaku warga, tetapi juga buah dari ketidaktegasan lembaga legislatif dalam menjalankan fungsi kontrol terhadap pemerintah dan pembangunan kota.
Jaya Arjuna juga mempertanyakan sejauh mana program DPRD Medan dalam menangani isu lingkungan. “Apa yang sudah diperbuat DPRD Medan untuk menangani lingkungan, banjir, sampah, dan yang lainnya? Adakah program-program di APBD untuk masalah ini?” paparnya.
Ia menegaskan bahwa banjir yang melumpuhkan kota tidak akan pernah selesai jika DPRD hanya mengingatkan masyarakat tanpa terlebih dahulu memperbaiki kinerja internal.
“Jangan hanya menyalahkan warga di pinggir sungai. Lihat dulu apakah sudah ada upaya nyata memperbaiki drainase, membersihkan sungai, atau menindak para pelanggar izin. Jika itu tidak beres, banjir akan terus terjadi,” tambahnya.
Kritik ini menambah panjang daftar sorotan terhadap DPRD Medan yang dinilai kurang agresif mendorong solusi atas persoalan klasik kota: banjir, sampah, dan kerusakan lingkungan.
"Banjir ini adalah persoalan yang sudah berulang, banjir ini ada sudah lebih dari 20 tahun, tapi cara penanganannya yang salah," ujarnya. (dicky irawan)
