|  | 
|  | 
Direktur Utama Danantara, Rosan Roeslani, menyampaikan pada Selasa (30/9) bahwa proyek ini bertujuan untuk mengatasi masalah krisis sampah yang semakin memburuk di sejumlah wilayah Indonesia.
"Proyek pembangkit listrik tenaga sampah ini akan diterapkan di 33 kota, dengan prioritas utama di Jakarta, yang akan memiliki empat hingga lima lokasi. Kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya, Semarang, dan beberapa bagian Bali juga akan menyusul," ujar Rosan.
Menurutnya, Indonesia menghasilkan sekitar 35 juta metrik ton sampah setiap tahunnya, dengan 61 persen di antaranya tidak dikelola dengan baik, sehingga menimbulkan polusi udara, air, dan tanah.
Danantara, yang bekerja sama dengan penyedia teknologi, akan menginvestasikan dana dalam proyek ini, sementara Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan mengambil alih listrik yang dihasilkan. Setiap 1.000 ton sampah diperkirakan mampu menghasilkan sekitar 15 megawatt kapasitas pembangkit listrik per hari.
Rosan menambahkan bahwa pemerintah akan menghapus biaya pembuangan sampah yang selama ini dibebankan kepada pemerintah daerah. Selain itu, Danantara akan mendanai studi teknis dan kelayakan untuk meminimalkan biaya dan mendorong partisipasi dari masyarakat dan pemerintah daerah.