|  | 
| Sampah berserakan dan berhamburan dibuang di sembarangan tempat (foto:rri/Anwar); | 
MEDAN – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumatera Utara tengah mendorong pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai solusi atas timbunan sampah di Kota Medan yang mencapai sekitar 1.800 ton per hari.
Kepala Dinas LHK Sumut, Heri Wahyudi Marpaung, menjelaskan bahwa program Pemanfaatan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Medan diharapkan dapat mendukung operasional Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang kini menggunakan metode sanitary landfill atau sistem tertutup.
“Kriteria utama pengembangan PLTSa adalah volume sampah yang dihasilkan minimal 1.000 hingga 1.800 ton per hari. Kota Medan sudah memenuhi standar tersebut,” ujar Heri saat berbincang dengan awak media di Medan, Senin (6/10/2025).
Ia menambahkan, proyek PSEL saat ini masih dalam tahap pengecekan lapangan dan akan dijalankan berdasarkan keputusan presiden (Keppres). “Kota yang sudah berhasil mengoperasikan PLTSa adalah Surabaya dan Surakarta. Medan segera menyusul,” tambahnya.
Selain PLTSa, Dinas LHK Sumut juga meninjau potensi pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Regional di Kecamatan Medan Labuhan. Fasilitas ini dirancang untuk mengelola sampah lintas wilayah, yakni Medan, Binjai, dan Deliserdang.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Medan, Rico Waas, menyoroti kondisi tumpukan sampah di TPA Terjun, Kecamatan Medan Marelan, yang kini mencapai ketinggian lebih dari 50 meter. Ia meminta langkah cepat untuk mengurangi volume sampah yang langsung dibuang ke TPA melalui penguatan sistem Reduce-Reuse-Recycle (TPS-3R).
“Setiap hari sekitar 1.800 ton sampah langsung dibuang ke TPA. Kami sedang berupaya menguranginya dengan memperbanyak TPS-3R dan mendorong setiap lingkungan memiliki bank sampah,” jelas Rico.
Sementara itu, mantan Wali Kota Distrik Tenggara Singapura, M. Fahmi Aliman, yang bertemu dengan Rico pekan lalu, menyatakan ketertarikannya untuk menjalin kerja sama dalam bidang pengelolaan sampah dan pengembangan kota pintar (smart city).
“Beberapa proyek bisa dikembangkan bersama, termasuk pengelolaan limbah dan sampah dengan memanfaatkan teknologi,” ujar Fahmi.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
