Hamas Umumkan Perang Gaza Resmi Berakhir

Editor: DIG author photo

 
Pejabat Hamas Khalil al-Hayya mengumumkan berakhirnya perang Gaza dalam konferensi pers di Sharm el-Sheikh, Mesir, Jumat (10/10/2025). Dok: X/@VickyPalestine

GAZA – Pejabat tinggi Hamas, Khalil al-Hayya, mengumumkan bahwa perang di Gaza telah resmi berakhir. Keputusan ini disampaikan setelah adanya jaminan dari Amerika Serikat dan sejumlah mediator internasional bahwa konflik bersenjata tidak akan dilanjutkan.

Al-Hayya menjelaskan bahwa rencana perdamaian yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump menjadi dasar bagi gencatan senjata permanen antara Israel dan Hamas.

“Semua pihak telah mengonfirmasi bahwa perang sepenuhnya berakhir,” ujar al-Hayya dalam pernyataannya, dikutip dari RT News, Jumat (10/10/2025).

Ia menambahkan, Hamas akan bekerja sama dengan seluruh kekuatan nasional dan kelompok Islam di Palestina untuk menindaklanjuti langkah-langkah yang telah disepakati dalam perjanjian perdamaian tersebut.

Menurut al-Hayya, kesepakatan yang dicapai dalam perundingan di Sharm el-Sheikh, Mesir, mencakup pembukaan perbatasan Rafah, penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza, serta pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.

Ia menegaskan bahwa pihaknya menyikapi rencana yang diajukan pemerintah Amerika Serikat secara bertanggung jawab, dengan tujuan utama mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Sementara itu, kabinet Israel dilaporkan masih menggelar pemungutan suara untuk meratifikasi kesepakatan tersebut.

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, sebelumnya menyatakan penolakannya terhadap rencana perdamaian itu. Ia menegaskan akan menarik dukungannya dari pemerintahan jika Hamas tetap diperbolehkan menguasai Gaza, serta menyebut pertukaran tahanan dengan Hamas sebagai “harga yang tidak dapat diterima.”

Media Israel melaporkan bahwa pasukan Israel akan ditarik mundur ke garis yang telah ditentukan dalam waktu 24 jam setelah perjanjian diratifikasi, dengan Israel tetap menguasai sekitar 53 persen wilayah Gaza.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Hamas akan membebaskan seluruh sandera yang masih hidup dalam 72 jam, sementara Israel akan membebaskan sekitar 1.950 tahanan Palestina — termasuk 250 narapidana seumur hidup serta seluruh perempuan dan anak di bawah umur yang ditahan sejak 2023.

Menurut data dari Channel 12 Israel, pembebasan tahanan Palestina baru akan dilakukan setelah seluruh sandera Israel dibebaskan. Saat ini, sekitar 48 sandera masih ditahan di Gaza, dan sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup.

Perang antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober 2023, ketika militan Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya.

Sebagai balasan, operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, menurut pejabat setempat, serta menimbulkan kerusakan besar dan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.

Share:
Komentar

Berita Terkini