Rabies merupakan penyakit akibat virus yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat berakibat fatal bila tidak segera ditangani. Penyakit ini menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi.
Hewan penular rabies paling umum adalah anjing, kucing, kera, dan kelelawar juga dapat menjadi sumber penularan.
Penularan paling sering terjadi melalui gigitan yang menimbulkan luka berdarah, sementara paparan air liur hewan yang terinfeksi juga dapat menyebabkan penularan, meski jarang terjadi.
“Tidak hanya melalui gigitan atau air liur, tetapi kulit yang luka atau lecet karena cakaran hewan juga berisiko tertular rabies. Selain itu, pekerja laboratorium yang sering menangani virus rabies juga berpeluang terinfeksi.
Masa Inkubasi dan Pertolongan Pertama
Masa inkubasi rabies bervariasi, rata-rata antara 20 hingga 90 hari, tergantung pada dalamnya luka gigitan dan lokasi luka.
Rabies tidak selalu muncul segera setelah gigitan — pada beberapa kasus, gejala baru tampak setelah berbulan-bulan, bahkan hingga satu tahun.
Apabila terpapar, langkah pertolongan pertama yang paling penting adalah segera mencuci luka dengan sabun dan air mengalir selama minimal 15 menit, kemudian segera mencari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat.
Gejala Rabies yang timbul :
Tahap Awal (Prodromal):
1. Demam, sakit kepala, dan kelelahan
2. Rasa gatal, kesemutan, atau terbakar di area gigitan
3. Nyeri otot
Tahap Lanjut (Jika Virus Telah Menyerang Otak):
1. Gelisah dan takut terhadap cahaya (fotofobia)
2. Air liur berlebihan (hipersekresi)
3. Takut pada air (hidrofobia)
4. Kelemahan otot, kelumpuhan, dan kejang
5. Gangguan pernapasan hingga berujung kematian
Langkah Pencegahan Rabies
1. Vaksinasi rutin hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan monyet.
2. Jauhkan hewan peliharaan dari hewan liar atau yang mencurigakan.
3. Hindari kontak dengan hewan liar, terutama yang berperilaku agresif atau tidak normal.
4. Laporkan hewan liar yang sakit atau mencurigakan ke pihak berwenang setempat.
5. Untuk kelompok risiko tinggi tertular rabies seperti petugas laboratorium berhubungan dengan virus rabies, vaksinator, dokter/perawat yang merawat pasien rabies, dokter hewan dan setiap orang yang mempunyai potensi kontak langsung dengan hewan penular rabies dapat diberikan imunisasi/kekebalan terhadap virus rabies (Pre exposure Immunization)
Apakah Rabies Dapat Disembuhkan?
Pasien yang telah menunjukkan gejala klinis rabies umumnya tidak dapat disembuhkan, karena virus telah merusak sistem saraf dan hampir selalu berakibat fatal.
Namun, rabies masih dapat dicegah bila penanganan dilakukan segera setelah terpapar, yaitu dengan mencuci luka, mendapatkan vaksin rabies, dan bila diperlukan, imunoglobulin rabies (HRIG) sebelum gejala muncul.
Mengapa Pencegahan Sangat Penting?
Begitu gejala neurologis seperti takut air atau kejang saat menelan muncul, penyakit ini hampir tidak dapat disembuhkan.
Oleh karena itu, penanganan dini setelah gigitan atau cakaran merupakan satu-satunya cara efektif untuk mencegah virus mencapai otak dan menyebabkan kerusakan permanen.
Langkah Penanganan Setelah Terpapar Rabies :
1. Cuci luka gigitan atau cakaran dengan sabun dan air mengalir selama minimal 15 menit.
2. Gunakan antiseptik, seperti povidone-iodine 10%, untuk membersihkan luka.
3. Segera pergi ke Rabies Center atau fasilitas kesehatan terdekat (Puskesmas atau Rumah Sakit) untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi. Pemberian
4. Pemberian vaksin anti rabies dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi penanganan luka gigitan sesegera mungkin setelah terpapar hewan rabies, efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.
5. Imunoglobulin disuntikkan di sekitar luka untuk menetralkan virus, sementara vaksin membantu membangun kekebalan tubuh terhadap infeksi rabies.
Himbauan untuk Masyarakat
Karena rabies merupakan penyakit berbahaya dan dapat mengancam nyawa, masyarakat yang memiliki hewan peliharaan dihimbau untuk melakukan vaksinasi rutin setiap enam bulan sekali.
Apabila digigit atau tercakar oleh anjing, kucing, kera, atau hewan bertaring lainnya, segera lakukan pertolongan pertama di rumah dan datang ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut agar tidak membahayakan nyawa.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
