PT Danone Klarifikasi Viral Isu Sumber Air AQUA dari Sumur Bor

Isu mengenai sumber air minum dalam kemasan (AMDK) merek AQUA kembali ramai diperbincangkan setelah beredar informasi bahwa pabrik AQUA di Subang

Editor: DIG author photo

JAKARTA - Isu mengenai sumber air minum dalam kemasan (AMDK) merek AQUA kembali ramai diperbincangkan setelah beredar informasi bahwa pabrik AQUA di Subang diduga menggunakan air dari sumur bor, bukan dari mata air pegunungan sebagaimana selama ini diklaim perusahaan.

Menanggapi hal tersebut, PT Danone Indonesia memberikan klarifikasi resmi untuk meluruskan kabar yang beredar di media sosial. Perusahaan menegaskan bahwa AQUA tidak menggunakan air dari sumur bor biasa, melainkan dari akuifer dalam pegunungan yang secara ilmiah berbeda dengan air permukaan.

“Air AQUA berasal dari 19 sumber air pegunungan di seluruh Indonesia. Setiap sumber dipilih melalui proses seleksi ketat dengan sembilan kriteria ilmiah dan lima tahapan evaluasi, termasuk penelitian selama minimal satu tahun,” tulis pernyataan resmi perusahaan, Rabu, 22 Oktober 2025.

Danone Indonesia menjelaskan bahwa air yang digunakan berasal dari akuifer dalam dengan kedalaman antara 60 hingga 140 meter. Lapisan ini merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan yang terlindungi secara alami. Sejumlah titik sumber juga bersifat self-flowing atau mengalir secara alami tanpa perlu pompa.

Air yang diambil tidak bersinggungan dengan air permukaan yang digunakan masyarakat. 

Proses pengambilan air pun telah memiliki izin resmi dan diawasi secara rutin oleh pemerintah daerah dan pusat melalui Badan Geologi serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

AQUA juga memiliki Kebijakan Perlindungan Air Tanah Dalam (Ground Water Resources Policy) yang mengatur pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan. 

Kebijakan ini menekankan pentingnya menjaga kemurnian dan kualitas air, melestarikan sumber daya alam, serta berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di wilayah operasional.

Selain itu, Danone menegaskan bahwa pengelolaan air dilakukan dengan prinsip kehati-hatian berdasarkan kajian bersama Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Hasil penelitian menunjukkan pengambilan air tidak menyebabkan pergeseran tanah atau longsor. Namun, faktor lain seperti perubahan tata guna lahan dan deforestasi turut memengaruhi kondisi lingkungan sekitar.

Sebagai langkah tanggung jawab lingkungan, AQUA secara aktif melakukan kegiatan konservasi dan pemantauan berkala. 

Perusahaan juga melibatkan masyarakat serta pemangku kepentingan lokal dalam mengelola sumber daya air dari hulu hingga hilir, guna menjaga kualitas, kuantitas, serta keberlanjutan fungsi daerah tangkapan dan resapan air. (SRM/Net)

Share:
Komentar

Berita Terkini