Plastik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari wadah makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, hingga mainan anak-anak, hampir semuanya menggunakan bahan plastik. Namun, keamanan plastik kerap menjadi perdebatan karena dianggap berdampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan.
Jika diperhatikan, pada bagian bawah botol plastik biasanya terdapat simbol segitiga kecil yang disertai angka tertentu. Banyak orang mengira simbol itu menandakan produk dapat didaur ulang. Padahal, simbol segitiga tersebut adalah kode identifikasi jenis plastik yang menunjukkan bahan dasar produk tersebut—dan tidak semua jenis plastik bisa didaur ulang atau digunakan kembali.
Mengetahui arti dari setiap simbol segitiga sangat penting agar kita bisa menggunakan plastik dengan lebih bijak dan aman. Berikut penjelasan tujuh jenis kode plastik yang umum ditemukan pada botol dan produk plastik lainnya, dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (9/10/2025).
1. Angka 1 (PET/PETE)
Plastik dengan kode 1 (PET atau PETE) adalah jenis yang paling sering digunakan untuk botol air minum sekali pakai. Bahan ini dikenal sebagai polyethylene terephthalate.
Wadah dengan kode ini sebaiknya tidak digunakan berulang kali karena dapat menimbulkan risiko perpindahan zat kimia dan pertumbuhan bakteri. Meskipun begitu, plastik PET termasuk mudah untuk didaur ulang.
2. Angka 2 (HDPE)
Kode 2 menunjukkan plastik high-density polyethylene (HDPE), yang sering digunakan untuk botol susu, wadah deterjen, botol sampo, hingga tas belanja.
HDPE dikenal sebagai plastik paling aman dan tahan lama, tidak mudah terurai oleh panas atau sinar matahari. Plastik ini juga paling sering didaur ulang dan dapat digunakan untuk membuat furnitur, meja, hingga kursi. Namun, penggunaannya tetap dianjurkan hanya sekali pakai untuk kemasan makanan dan minuman.
3. Angka 3 (PVC)
Plastik dengan kode 3 (polyvinyl chloride atau PVC) bersifat fleksibel dan sering digunakan untuk pembungkus makanan, mainan anak, botol minyak goreng, serta kemasan blister.
PVC disebut sebagai “plastik beracun” karena mengandung zat kimia berbahaya seperti DEHA, yang dapat bereaksi dengan makanan dan berisiko bagi kesehatan hati dan ginjal.
Plastik jenis ini tidak disarankan digunakan kembali, terutama untuk produk yang bersentuhan langsung dengan makanan atau anak-anak.
4. Angka 4 (LDPE)
Kode 4 menunjukkan plastik low-density polyethylene (LDPE), biasanya terdapat pada tas belanja, botol yang bisa diremas, serta kemasan roti atau makanan beku.
LDPE termasuk lebih aman dan tidak terlalu beracun dibandingkan jenis plastik lain. Produk berbahan LDPE dapat digunakan kembali dalam jangka pendek, tetapi sulit untuk didaur ulang karena proses penghancurannya rumit.
5. Angka 5 (PP)
Plastik dengan kode 5 (polypropylene atau PP) merupakan jenis plastik terbaik untuk wadah makanan dan minuman.
Plastik PP ringan, tahan panas, serta berfungsi sebagai penghalang terhadap kelembapan, minyak, dan bahan kimia. Wadah dengan simbol ini aman digunakan berulang kali dan juga mudah didaur ulang.
6. Angka 6 (PS)
Kode 6 (polystyrene atau PS) umumnya digunakan untuk gelas styrofoam, karton telur, sendok garpu plastik, dan pembungkus makanan.
Plastik ini murah dan ringan, tetapi mudah pecah dan berbahaya bagi kesehatan. Polystyrene dapat melepaskan zat styrene yang bersifat karsinogenik, terutama ketika terkena panas. Penggunaan plastik PS untuk makanan dan minuman sangat tidak disarankan.
7. Angka 7 (Other)
Kode 7 digunakan untuk jenis plastik yang tidak termasuk enam kategori sebelumnya, seperti SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), dan PC (Polycarbonate).
Plastik SAN biasanya digunakan pada termos, piring makan, atau sikat gigi, sedangkan ABS banyak digunakan untuk mainan anak dan pipa. Sementara itu, PC kerap ditemukan pada botol bayi atau wadah minuman tertentu.
Namun, plastik berbahan PC sebaiknya dihindari, karena dapat melepaskan zat BPA (Bisphenol A) yang berpotensi mengganggu kesehatan.
Mengetahui arti simbol segitiga pada produk plastik dapat membantu konsumen lebih bijak dalam memilih dan menggunakan wadah plastik, sekaligus mengurangi risiko kesehatan serta dampak lingkungan akibat penggunaan plastik yang berlebihan.
