![]() |
| Viral tampilan susu MBG menjadi perbincangan publik. (Foto: 20Detik) |
Jakarta – Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Epi Taufik, menanggapi viralnya isu susu berlabel Badan Gizi Nasional (BGN) yang disebut hanya mengandung 30 persen susu dan sisanya air.
Menurut Prof. Epi, anggapan tersebut menunjukkan masih adanya kesalahpahaman masyarakat tentang komposisi alami susu. Ia menjelaskan bahwa susu sapi segar secara alami mengandung 88 persen air, sedangkan sisanya 12 persen merupakan bahan kering yang terdiri dari lemak, protein, laktosa, dan mineral.
“Susu sapi segar — terutama dari sapi jenis Frisian Holstein (FH) — juga susu kambing maupun ASI, kandungan utamanya memang air,”
jelas Prof. Epi dalam keterangannya, Minggu (12/10/2025).
Susu MBG Penuhi Standar dan Aturan BPOM
Menanggapi tudingan bahwa susu MBG dalam menu program pemerintah dimanipulasi karena hanya mencantumkan 30 persen susu, Prof. Epi menegaskan produk tersebut telah mengikuti spesifikasi dari BGN dan mengacu pada regulasi resmi BPOM RI.
Ia merujuk pada Peraturan BPOM No. 13 Tahun 2023 tentang Kategori Pangan, khususnya bagian 01.1.2 mengenai Susu Cair Plain lain dalam bentuk Susu Lemak Penuh Rekombinasi.
“Susu MBG menggunakan bahan baku susu segar minimal 20 persen, kemudian ditambah padatan susu yang memiliki kandungan gizi setara dengan susu segar,”
terang Prof. Epi.
Ia juga memaparkan kandungan gizi yang telah diatur dalam standar tersebut, yakni:
Kalsium minimal 15% dari daily value
Lemak minimal 3%
Protein minimal 2,7%
Karbohidrat dan mineral minimal 7,8%
Kandungan Gizi Tetap Setara Susu Segar
Prof. Epi menegaskan bahwa meski kadar susu segar dalam komposisi minimal 20 persen, bukan berarti sisanya hanya air tanpa nilai gizi.
Yang terpenting, kata dia, adalah nilai gizi keseluruhan dari susu MBG tetap setara dengan susu segar, karena kandungan lemak, protein, karbohidrat, dan mineralnya tetap terjaga.
“Jadi bukan berarti jika susu segarnya 20 persen lalu sisanya hanya air. Yang penting kandungan gizinya setara dengan susu segar,” pungkas Prof. Epi.
