![]() |
| Foto : Istimewa |
Medan – Wali Kota Medan Rico Waas mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda, agar tidak tergiur bekerja ke luar negeri secara ilegal, terutama ke Kamboja. Ia menegaskan, langkah tersebut sangat berbahaya karena banyak kasus tenaga kerja asal Indonesia yang berangkat tanpa izin resmi dan berujung menjadi korban eksploitasi bahkan kehilangan nyawa.
Peringatan itu disampaikan Rico saat memberikan sambutan pada kegiatan LPS Financial Festival Medan hari kedua. Dalam acara tersebut, ia sempat menyinggung perjalanan kariernya dari dunia usaha hingga akhirnya menjabat sebagai Wali Kota.
Dalam dialog dengan mahasiswa yang hadir, Rico menyoroti tantangan anak muda masa kini dalam mencari pekerjaan. Ia mengakui bahwa isu sulitnya mendapatkan pekerjaan memang kerap menjadi kekhawatiran generasi muda menjelang lulus kuliah.
“Ada rasa cemas di kalangan mahasiswa soal masa depan, mau kerja apa setelah kuliah. Memang banyak yang bilang cari kerja sekarang susah,” ujar Rico.
Ia menekankan pentingnya kesiapan diri sebelum memasuki dunia kerja, baik dari sisi kemampuan, karakter, maupun etos kerja. Rico juga menambahkan bahwa peningkatan investasi di Kota Medan menjadi kunci untuk memperluas lapangan pekerjaan.
“Kita perlu memperkuat citra positif agar perusahaan mau merekrut tenaga kerja lokal. Di saat yang sama, pemerintah terus mendorong investasi supaya kesempatan kerja makin terbuka luas,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rico mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikan bekerja di luar negeri—terutama Kamboja—sebagai jalan pintas. Ia menilai, pilihan tersebut sangat berisiko karena banyak yang berangkat melalui jalur ilegal dan berakhir tragis.
“Jangan berpikir, karena di sini sulit kerja, lalu ke Kamboja saja. Tolong jangan. Itu berbahaya,” tegasnya di hadapan peserta.
Sebagai alternatif, Wali Kota Medan mendorong generasi muda untuk berani menempuh jalur wirausaha. Menurutnya, menjadi pengusaha bisa menjadi solusi di tengah terbatasnya lapangan kerja formal.
“Ada peluang besar di luar pekerjaan tetap, yaitu menjadi entrepreneur. Kuncinya adalah literasi finansial dan keberanian memulai,” tutupnya seperti yang dilansir detiksumut.
Diketahui, beberapa waktu terakhir marak laporan tentang warga Indonesia yang berangkat ke Kamboja secara ilegal dan terjebak dalam praktik penipuan, perdagangan manusia, hingga kekerasan. Banyak di antaranya kesulitan dipulangkan ke tanah air karena tidak memiliki dokumen resmi.
.jpg)