![]() |
| Anggota kepolisian melihat bangunan pasca penutupan operasi SAR di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/10/2025). Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO |
Bangunan Ponpes Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9). Peristiwa tersebut terjadi saat para santri melaksanakan salat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB. 67 korban dilaporkan meninggal dunia atas insiden ini.
Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny, Zainal Abidin, berbelasungkawa kepada korban bangunan ambruk itu.
"Yang pertama kami sampaikan Inna lillahi wa inna ilahi rajiun. Merasa berbela sungkawa atas yang luar biasa atas musibah ini," kata Zainal di Ponpes Al Khoziny, Senin (7/10).
Zainal meyakini para korban yang meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah. Sebab, mereka telah berwudu dan tengah melaksanakan salat Ashar.
"Kami yakin bahwa santri-santri itu husnul khatimah. Karena beliau datang ke sini tholabul ilmi (menuntut ilmu), kemudian punya wudu, sedang melaksanakan salat. Itu ciri-ciri yang luar biasa yang mungkin sangat sulit kita temukan," ucapnya.
"Makanya saya yakin bahwa mereka-mereka itu adalah husnul khotimah dan sedang menanti di surganya Allah Ta'ala," lanjutnya.
Kemudian, Zainal mewakili pihak Ponpes Al Khoziny memohon maaf karena kurang memberikan pelayanan yang maksimal kepada para santrinya.
"Yang kedua kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Mewakili keluarga ndalem (pengasuh ponpes) manakala kami belum bisa memberikan pelayanan kepada santri secara maksimal," ungkapnya.
"Dan kami juga mohon maaf kepada semua masyarakat yang mungkin dalam perjalanan hari pertama sampai hari ini ada hal-hal yang kurang mengenakkan hati. Khususnya teman-teman media wartawan yang mungkin karena memang situasinya seperti ini kadang-kadang mendapatkan perlakuan yang kurang nyaman dari para teman-teman santri," katanya.
