![]() |
| Zohran Mamdani resmi mencatat sejarah sebagai Wali Kota New York dari kalangan Muslim, setelah mengalahkan mantan Gubernur Andrew Cuomo dan kandidat Partai Republik Curtis Sliwa dalam pemilihan umum, Selasa (4/11/2025) waktu setempat. (Foto: AP) |
Ketika mengumumkan pencalonannya sebagai wali kota pada Oktober lalu, Zohran Mamdani adalah seorang legislator negara bagian yang tidak dikenal oleh sebagian besar warga New York. Namun, itu sebelum sosialis demokratis berusia 34 tahun tersebut mengguncang panggung politik nasional dengan kemenangan mengejutkan atas mantan Gubernur New York Andrew Cuomo dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat pada Juni.
Pada Selasa, Mamdani menuntaskan kebangkitannya di dunia politik. Ia kembali mengalahkan Cuomo, serta kandidat Partai Republik Curtis Sliwa, dalam pemilihan umum. Mantan konselor pencegahan penyitaan rumah dan mantan rapper itu pun menjadi wali kota Muslim pertama di kota tersebut, pertama yang lahir di Afrika, dan pertama yang memiliki keturunan Asia Selatan, sekaligus menjadi wali kota termuda dalam lebih dari satu abad.
“Saya akan bangun setiap pagi dengan satu tujuan: Membuat kota ini lebih baik bagi Anda daripada hari sebelumnya,” janji Mamdani kepada warga New York dalam pidato kemenangannya, dikutip dari AP.
Kini, Mamdani bersiap menjadi kepala daerah kota terbesar di Amerika. Lantas apa saja fakta menarik dari sosok anak muda ini?
1. Janji Progresif untuk New York
Mamdani berkampanye dengan visi optimistis untuk New York. Kampanyenya dipenuhi dengan kebijakan-kebijakan besar yang bertujuan menurunkan biaya hidup bagi warga New York, mulai dari layanan penitipan anak gratis, bus gratis, pembekuan sewa bagi penghuni apartemen sewa yang diatur pemerintah, hingga pembangunan rumah terjangkau baru, sebagian besar didanai melalui peningkatan pajak bagi kalangan kaya.
Ia juga mengusulkan peluncuran program percontohan toko bahan makanan yang dikelola kota sebagai cara untuk melawan tingginya harga pangan. Sejak kemenangannya di pemilihan pendahuluan Demokrat, Mamdani melunakkan sebagian retorika yang lebih memecah belah, khususnya terkait penegakan hukum.
Meski Mamdani adalah anggota Democratic Socialists of America, ia mengatakan maju dengan platformnya sendiri dan tidak mengadopsi semua prioritas kelompok aktivis tersebut, yang mencakup di antaranya penghapusan hukuman penjara wajib untuk kejahatan tertentu dan pemotongan anggaran polisi.
2. Bangga Jadi Seorang Muslim
Mamdani selalu menonjolkan identitas keagamaannya di tengah retorika anti-Muslim yang mewarnai minggu-minggu terakhir kampanye. Di luar sebuah masjid di Bronx pada akhir Oktober, ia berbicara dengan nada emosional tentang “kehinaan” yang lama dihadapi komunitas Muslim kota tersebut, dan berjanji untuk semakin merangkul identitasnya.
“Saya tidak akan mengubah siapa diri saya, cara saya makan, atau iman yang dengan bangga saya sebut sebagai milik saya,” katanya. “Tetapi ada satu hal yang akan saya ubah. Saya tidak akan lagi mencari diri saya dalam bayang-bayang. Saya akan menemukan diri saya dalam cahaya,” lanjutnya.
3. Ibu Seorang Sineas Terkenal
Mamdani lahir di Kampala, Uganda, dari orang tua keturunan India, dan menjadi warga negara Amerika pada 2018, tak lama setelah lulus kuliah. Ia sempat tinggal bersama keluarganya di Cape Town, Afrika Selatan, sebelum pindah ke New York City saat berusia 7 tahun.
Ibu Mamdani, Mira Nair, adalah seorang sutradara film pemenang penghargaan yang karya-karyanya meliputi “Monsoon Wedding,” “The Namesake,” dan “Mississippi Masala.” Sedangan ayahnya, Mahmood Mamdani, adalah profesor antropologi di Universitas Columbia.
Mamdani menikah dengan Rama Duwaji, seorang seniman Amerika keturunan Suriah, awal tahun ini. Pasangan tersebut, yang bertemu melalui aplikasi kencan Hinge, tinggal di kawasan Astoria, Queens.
4. Pernah Menjadi Rapper Pemula
Mamdani bersekolah di Bronx High School of Science, di mana ia turut mendirikan tim kriket pertama di sekolah negeri bergengsi tersebut, menurut biografi legislatifnya.
Ia lulus pada 2014 dari Bowdoin College di Maine, meraih gelar dalam studi Africana dan turut mendirikan Students for Justice in Palestine di kampusnya.
Setelah kuliah, ia bekerja sebagai konselor pencegahan penyitaan rumah di Queens, membantu warga menghindari penggusuran, pekerjaan yang ia sebut menginspirasinya untuk terjun ke dunia politik.
Mamdani juga memiliki pekerjaan sampingan yang cukup dikenal di dunia hip-hop lokal, tampil dengan nama panggung Young Cardamom dan kemudian Mr Cardamom. Saat pertama kali mencalonkan diri sebagai legislator negara bagian, ia menyinggung karier musik singkatnya itu, menyebut dirinya sebagai “rapper kelas B.”
5. Karier Politik Awal
Mamdani memulai kiprahnya di politik lokal dengan bekerja pada kampanye kandidat Demokrat di Queens dan Brooklyn. Ia pertama kali terpilih menjadi anggota Majelis New York pada 2020, mengalahkan petahana Demokrat yang telah lama menjabat untuk distrik Queens yang mencakup Astoria dan sekitarnya. Ia terpilih kembali dua kali dengan mudah.
Pencapaian legislatif paling menonjol dari sosialis demokrat ini adalah mendorong program percontohan yang menjadikan beberapa rute bus kota gratis selama setahun. Ia juga mengusulkan undang-undang yang melarang organisasi nonprofit “terlibat dalam dukungan tidak sah terhadap aktivitas permukiman Israel.”
Para penentangnya, khususnya Cuomo, menolak dirinya sebagai sosok yang sangat tidak siap untuk menangani kompleksitas mengelola kota terbesar di Amerika.
Namun Mamdani menggambarkan kurangnya pengalaman tersebut sebagai aset, dengan mengatakan dalam debat wali kota bahwa ia “bangga” tidak memiliki “pengalaman korupsi, skandal, dan aib” yang dimiliki Cuomo.
6. Video Kampanye Viral
Mamdani memanfaatkan video kampanye yang ramai diperbincangkan, banyak dengan sentuhan referensi Bollywood dan warisan budaya Indianya, untuk menarik pemilih di luar basisnya di Queens.
Pada hari Tahun Baru, ia mengikuti tradisi mandi air es di Laut Coney Island dengan mengenakan setelan jas lengkap untuk menjelaskan rencananya “membekukan” sewa.
Ia mewawancarai pedagang kaki lima tentang “Halal-flation” dan secara jenaka berjanji menjadikan harga menu chicken over rice kesayangan warga kembali “delapan dolar.” Dalam video TikTok, ia menarik pemilih kulit berwarna dengan berbicara dalam bahasa Spanyol, Bangla, dan bahasa lainnya.
Selama kampanye pemilihan umum, klip viral tersebut bergandengan dengan iklan televisi yang ramai diperbincangkan, dengan tema senada yang tayang selama “The Golden Bachelor,” “Survivor,” dan laga pembuka musim Knicks.
7. Pandangan Pro-Palestina
Sebagai seorang pendukung lama hak-hak Palestina, Mamdani terus menyuarakan kritik keras terhadap Israel — isu sensitif dalam politik New York — sepanjang kampanyenya.
Mamdani menuduh pemerintah Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza, dan mengatakan Israel seharusnya ada sebagai “negara dengan hak setara” bagi semua, bukan sebagai “negara Yahudi.”
Ia diserang oleh para penentangnya dan banyak pemimpin komunitas Yahudi atas pandangannya, dengan Cuomo menuduh Mamdani “memicu antisemitisme.”
Setelah mendapat kritik di awal kampanye karena menolak mengecam frasa “globalize the intifada,” Mamdani berjanji akan mendorong orang untuk tidak menggunakannya lagi. Ia juga bertemu dengan para rabi dan menghadiri sinagoga selama High Holy Days saat ia merayu pemilih Yahudi.
Dalam pidato kemenangannya, ia bahkan berjanji bahwa di bawah kepemimpinannya, Balai Kota akan menentang antisemitisme.(SRM/Era)
