![]() |
| Gubernur Sumut, Muhammad Bobby Nasution. (foto/ist) |
Pekan lalu menjadi momen penuh ujian bagi dunia pendidikan di Sumatera Utara. Seorang guru honorer di SMKN 1 Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, bernama Sopian Nadeak, harus berhadapan dengan proses hukum hanya karena melerai perkelahian siswanya.
Tak hanya menjadi terlapor, Sopian juga mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan orang tua murid. Kasus saling lapor ini pun menarik perhatian publik dan sampai ke telinga Gubernur Sumut, Bobby Nasution.
Tanpa banyak bicara, Bobby langsung mendatangi rumah Sopian di Binjai, Jumat (31/10/2025). “Kita dorong agar kedua pihak berdamai. Semoga Pak Sopian tetap semangat mengajar. Kalau pun orang tua murid menolak damai, Pemprov Sumut akan membackup penuh Pak guru Sopian,” ujar Bobby dengan tegas.
Bobby Nasution juga menegaskan agar para guru tidak takut menegur murid yang berperilaku salah. “Guru dan sekolah memiliki tanggung jawab mendidik. Jangan takut menegur murid, asal dengan cara yang benar,” pesannya.
Dua hari berselang, Bobby kembali turun tangan. Kali ini ia menemui seorang bidan ASN di Deli Serdang yang viral di media sosial karena mengaku sulit naik pangkat dan diduga menghadapi pungutan liar. Dalam pertemuan bersama Bupati Deli Serdang Asri Ludin Tambunan, Bobby meminta penyelesaian yang bijak dan berpihak pada kepentingan masyarakat.
Langkah cepat Bobby ini menuai apresiasi. Akademisi Universitas Dharmawangsa, Dr. Rahman Tahir MIP, menyebut tindakan itu lahir dari kepekaan, bukan sekadar karena kasusnya viral.
“Bobby bertindak karena tanggung jawabnya sebagai gubernur, bukan karena tekanan publik. Ia memosisikan diri sebagai bapak bagi ASN kabupaten/kota, sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018,” kata Rahman.
Gelombang aspirasi rakyat terus berdatangan. Sehari setelah menerima bidan ASN itu, ribuan buruh mendatangi kantor Gubernur Sumut di Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Senin (3/11/2025). Mereka membawa beragam tuntutan, salah satunya kenaikan upah tahun 2026.
Dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang, Bobby menyambut para buruh dengan tangan terbuka. Ia mempersilakan perwakilan buruh berdialog di ruang Anjungan Dekranasda Sumut.
Ketua PD FSP KEP SPSI AGN Sumut, Rio Affandi Siregar, menilai langkah Bobby mencerminkan sikap kenegarawanan.
“Kehadiran beliau menyembuhkan setengah dari beban buruh. Karena bagi kami, hadirnya gubernur di tengah buruh adalah wujud kepedulian nyata terhadap nasib pekerja,” ujar Rio.
Rio yang juga anggota Dewan Pengupahan Provinsi Sumut menegaskan, kenaikan upah tahun 2026 menjadi hal yang sangat prinsip. “Harga kebutuhan dasar seperti sekolah anak dan bahan pokok terus naik. Jadi bila upah tidak disesuaikan, dampaknya langsung terasa bagi pekerja,” katanya.
Kini, di tengah hiruk pikuk fitnah dan isu hukum yang coba menyeret namanya, Bobby Nasution tetap memilih berpihak pada rakyat.
Ia terus turun ke lapangan, mendengar, dan merespons setiap keluhan masyarakat. “Fitnah dan ejekan bukan alasan untuk berhenti. Justru itu penyemangat agar saya tidak menyerah membela rakyat,” ujar Bobby.
Bagi banyak orang — buruh, nelayan, guru honorer, dan mereka yang hidup di pinggiran — sosok Bobby Nasution kini bukan sekadar gubernur muda, melainkan harapan baru bagi Sumatera Utara yang lebih adil dan sejahtera.(dicky irawan)
