![]() |
| Menteri Kebudayaan Fadli Zon sampaikan 40 nama calon pahlawan nasional. (Foto/ist) |
Soeharto dikenal sebagai Presiden kedua Indonesia yang memimpin selama lebih dari tiga dekade. Sedangkan Marsinah adalah aktivis buruh dan pejuang hak pekerja yang gugur karena memperjuangkan keadilan sosial. Masih banyak lagi nama yang masuk dalam usulan.
Mengutip RRI.co.id pada Ahad (9/11/2025), ia menjelaskan bahwa keempat puluh nama tersebut telah melalui tahap penelitian dan pengkajian mendalam hingga dinyatakan memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar pahlawan. Gelar yang bersifat anumerta ini dianugerahkan kepada individu yang dianggap melakukan tindakan heroik, yakni perbuatan nyata yang dapat dikenang dan dijadikan teladan sepanjang masa, atau yang telah memberikan jasa luar biasa bagi bangsa dan negara.
Fadli Zon yang juga Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) menjelaskan bahwa proses pengusulan gelar pahlawan nasional dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga nasional. Selain itu, proses pengusulan ini turut melibatkan berbagai kalangan akademisi dan tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang.
“Setelah dari kabupaten/kota ke provinsi, di sana ada juga tim peneliti, akademisi, dan juga sejumlah tokoh yang menilai TP2GD (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah). Kemudian setelah itu kepada TP2GP (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat) di Kementerian Sosial. Dan Dewan Gelar GTK Tanda Jasa Tanda Kehormatan telah menerima ini dari Kementerian Sosial yang juga merupakan hasil kajian dari TP2GP,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI.
Fadli Zon menyampaikan 40 nama yang diusulkan untuk menerima gelar pahlawan nasional yaitu sebagai berikut:
- H.M. Soeharto – Jawa Tengah
- K.H. Abdurrahman Wahid – Jawa Timur
- Marsinah – Jawa Timur
- Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf – Sulawesi Selatan
- Drs. Franciscus Xaverius Seda – Nusa Tenggara Timur
- Andi Makkasau Parenrengi Lawawo – Sulawesi Selatan
- Tuan Rondahaim Saragih – Sumatera Utara
- Marsekal TNI (Purn) R. Suryadi Suryadarma – Jawa
- K.H. Wasyid – Banten
- Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati – Jawa Tengah
- KH. Muhammad Yusuf Hasyim – Jawa Timur
- Demmatande – Sulawesi Barat
- KH. Abbas Abdul Jamil – Jawa Barat
- Hajjah Rahmah El Yunusiyyah – Sumatera Barat
- Abdoel Moethalib Sangadji – Maluku
- Jenderal TNI (Purn) Ali Sadikin – DKI Jakarta
- Letnan Kolonel (Anumerta) Charles Choesj Taulu – Sulawesi Utara
- Mr. Gele Harun – Lampung
- Letkol Moch. Sroedji – Jawa Timur
- Prof. Dr. Aloei Saboe – Gorontalo
- Letjen TNI (Purn) Bambang Sugeng – Jawa Tengah
- Mahmud Marzuki – Riau
- Letkol TNI (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar – Aceh
- K.H. Sholeh Iskandar – Jawa Barat
- Syekh Sulaiman Ar-Rasuli – Sumatera Barat
- Zainal Abidin Syah – Maluku Utara
- Prof. Dr. Gerrit Augustinus Siwabessy – Maluku
- Chatib Sulaiman – Sumatera Barat
- Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri – Sulawesi
- K.H. Bisri Syansuri – Jawa
- Sultan Muhammad Salahuddin – Nusa Tenggara Barat
- H.B. Jassin – Gorontalo
- Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja – Jawa Barat
- M. Ali Sastroamidjojo – Jawa Timur
- dr. Kariadi – Jawa Tengah
- R.M. Bambang Soeprapto Dipokoesoemo – Jawa Tengah
- Basoeki Probowinoto – Jawa Tengah
- Raden Soeprapto – Jawa Tengah
- Mochamad Moeffreni Moe’min – DKI Jakarta
- Syaikhona Muhammad Kholil – Jawa Timur. (SRM/Int)
