![]() |
| Simulasi bencana gempa bumi yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan.(foto/ist) |
Simulasi tersebut dirancang menyerupai kejadian nyata. Getaran gempa membuat para pegawai yang berada di gedung berlantai empat itu panik dan segera berlindung di bawah meja. Bahkan, Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, yang tengah memimpin rapat dengan pimpinan perangkat daerah dan para camat, turut mengikuti prosedur penyelamatan diri dengan menunduk dan melindungi kepala serta leher menggunakan tangan.
Usai sirene berhenti dan situasi dinyatakan aman, petugas keamanan mengarahkan seluruh pegawai, termasuk Wali Kota Medan, untuk melakukan evakuasi melalui tangga darurat menuju titik kumpul di halaman kantor. Beberapa peserta simulasi terlihat menjalankan prosedur evakuasi sesuai arahan, sementara sejumlah lainnya berpura-pura menjadi korban luka untuk skenario pertolongan pertama.
Tak lama kemudian, muncul skenario lanjutan berupa kebakaran di lantai empat akibat korsleting listrik pascagempa. Petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat), BPBD, Satpol PP, Dinas Kesehatan, serta unsur TNI-Polri, PMI Kota Medan, Orari, RAPI, dan relawan pentahelix lainnya segera datang ke lokasi membawa armada dan peralatan lengkap.
Sebagian petugas memadamkan api, sementara lainnya mengevakuasi “korban” yang terjebak di lantai atas menggunakan operasi penyelamatan vertikal (vertical rescue) dan mobil tangga Damkarmat. Wali Kota Medan juga tampak turun langsung membantu proses evakuasi dengan mengangkat tandu berisi korban simulasi dan menenangkan pegawai yang tampak panik.
Dalam kesempatan itu, Rico Waas menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Medan untuk meningkatkan kesiapsiagaan aparatur dan masyarakat terhadap bencana alam, khususnya gempa bumi.
“Simulasi ini penting agar kita semua paham langkah pertama yang harus dilakukan ketika bencana terjadi. Bencana tidak bisa diprediksi, karena itu kita harus siap,” ujar Rico.
Ia mengingatkan, wilayah Indonesia, termasuk bagian barat Sumatera, berada di kawasan cincin api yang rawan gempa bumi. Karena itu, Pemko Medan akan terus melakukan pelatihan serupa secara berkala, terutama di wilayah yang berisiko tinggi terhadap bencana.
“Kita ingat, gempa besar pernah mengguncang Aceh pada 2004 dan Nias pada 2005. Getarannya pun terasa sampai Medan. Melalui simulasi ini, kita ingin terus mengingatkan agar semua pihak siap siaga,” tambahnya.
Rico juga mengapresiasi kesiapan seluruh unsur yang terlibat dalam simulasi, termasuk BPBD, Damkarmat, Dinas Kesehatan, TNI-Polri, dan relawan.
“Simulasi hari ini berjalan baik, tetapi akan terus kita evaluasi untuk mengetahui kekurangan baik dari segi peralatan maupun personel,” pungkasnya.(dicky irawan)
