![]() |
| Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri usai acara peringatan 70 tahun Konferensi Asia–Afrika (KAA) di area makam Presiden Pertama Indonesia Soekarno, Kota Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025). (ANTARA/Asmaul) |
Dia menegaskan semangat Dasa Sila Bandung, yang lahir dari KAA 1955, belum sepenuhnya terwujud jika Palestina masih belum merdeka secara utuh.
“Saya selalu bertanya kepada para pemimpin Asia-Afrika, apa yang telah dihasilkan dari Dasa Sila Bandung bagi negerimu? Banyak memang yang sudah merdeka, tetapi kemerdekaan yang hakiki seperti yang diinginkan Bung Karno, apakah betul telah terlaksana?” ujar Megawati, seperti dikutip dari keterangan yang terima di Jakarta.
Ia menekankan dukungan terhadap Palestina bukan merupakan isu politis semata, melainkan moral dan kemanusiaan universal yang diwariskan langsung dari Presiden pertama RI Soekarno alias Bung Karno.
Maka dari itu, kata dia, Palestina harus berdaulat dan merdeka secara penuh, tidak ada tawar menawar.
Pernyataan tersebut memperkuat posisi Indonesia yang konsisten membela Palestina di berbagai forum internasional, termasuk di PBB dan Global Civilization Dialogue di Beijing yang juga dihadiri Megawati pada Juli 2025.
Megawati menilai Konferensi Asia–Afrika tidak hanya sekadar peristiwa diplomatik historis, tetapi manifesto moral dunia yang masih relevan hingga kini, terutama di tengah meningkatnya ketimpangan global, perang, dan krisis kemanusiaan.
“KAA adalah simbol paling kuat dari visi internasional Bung Karno. Dunia harus kembali menghidupkan semangatnya untuk membangun tata dunia yang lebih adil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Kendati demikian, dirinya mengingatkan solidaritas Asia–Afrika tidak boleh berhenti pada wacana politik masa lalu. Semangat itu, kata Megawati, harus diterjemahkan menjadi kerja sama konkret menghadapi tantangan baru seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan neokolonialisme digital.
"Jadi bagi saya, tolong lah jika kita bisa membuat pikiran kita futuristik ke masa depan, tolong lah, kita harus bersama lagi untuk mewujudkannya. Karena jika tidak kita bersatu, saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan," tutur Megawati.
Kegiatan seminar internasional tersebut bertajuk Commemorative Seminar of the 70th Anniversary of the 1955 Bandung Asian–African Conference: Bung Karno in a Global History.
Acara yang digelar di Auditorium Sukarno, Kompleks Makam Bung Karno, Blitar, itu dihadiri oleh akademisi dan peneliti dari 32 negara, serta menjadi bagian dari rangkaian peringatan 70 tahun KAA yang berlangsung khidmat di kota kelahiran Sang Proklamator.(SRM/Ant)
