Potensi Bisnis F&B di Medan Cukup Besar Tapi Butuh Manajemen yang Baik

Potensi bisnis kuliner atau yang dikenal dengan Food & Beverage (F&B) cukup besar. Tapi sayangnya, belum dikelola dengan baik.

Editor: Tan
Founder of Clapham Company, Christopher Angkasa di acara Clapham Conference 2025 di komplek ruko Centre Point Medan Jumat (21/11/2025). (Foto : suarakyatmedan.com/dicky irawan)
MEDAN – Potensi bisnis kuliner atau yang dikenal dengan Food & Beverage (F&B) cukup besar. Tapi sayangnya, belum dikelola dengan baik. 

Padahal, apabila pelaku bisnis F&B di Kota Medan dimanage dengan baik, bukan tidak mungkin akan menjadikan Kota Medan sebagai surga kuliner di Indonesia dan bahkan di dunia. 

Founder of Clapham Company, Christopher Angkasa mengatakan tidak sedikit kota-kota besar di negara lain yang menjadikan bisnis F&B sebagai penopang ekonomi. 

Seperti di Sanghai, China, bahkan di Jepang dan Thailand yang hanya memanfaatkan gang-gang kecil sebagai surga kulinernya. 

"Di Kota Medan, ada juga seperti itu tapi belum maksimal. Seperti di kawasan Kampung Keling dan di Kesawan. Sayangnya, pelaku bisnis F&B di Medan masih jalan sendiri-sendiri," paparnya. 

Atas dasar itulah, Clapham Collective menggelar Clapham Conference 2025 di Clapham Collective, Centre Point Medan Jumat (21/11/2025). 

Clapham Conference 2025 menghadirkan sejumlah inovator ternama dan ratusan pelaku bisnis F&B Kota Medan. 

Counder of Clapham Company, Christopher Angkasa mengatakan Clapham Conference 2025 merupakan konferensi tahunan yang mempertemukan para pemimpin, inovator dan pelaku industri selama dua hari penuh, 21 hingga 22 November 2025, untuk  pembelajaran dan kolaborasi

Christopher Angkasa menambahkan, Clapham Conference telah menjadi ruang strategis yang semakin penting bagi komunitas bisnis di Kota Medan, Sumatera Utara

"Clapham Conference bukan hanya acara tahunan, tetapi sebuah ruang untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan inspirasi. Antusiasme para peserta setiap tahunnya menjadi motivasi kami untuk terus menghadirkan konferensi yang relevan dan berdampak,” jelasnya. 

Christopher Angkasa menambahkan, Clapham Conference 2025 adalah kesempatan bagi para pelaku F&B dan profesional lintas industri untuk memperluas wawasan, memperkuat jejaring, dan menemukan inspirasi baru. 

Christoper mengharapkan, melalui konferensi ini, semakin banyak pelaku industri F&B yang mampu memanfaatkan teknologi dan kolaborasi untuk bertumbuh secara berkelanjutan. 

"Karena, masih banyak pelaku industri F&B yang berjalan sendiri-sendiri. Padahal  alangkah baiknya, bila berkolaborasi untuk membesarkan usaha bersama," paparnya. 

Dengan mengusung tema “Where Business, Tech, and Taste Unite”, konferensi tahun ini memberikan fokus besar pada masa depan industri F&B. 

Ratusan peserta dari berbagai latar belakang—mulai dari pemilik bisnis, profesional, kreator, hingga praktisi F&B—hadir untuk mengikuti rangkaian sesi inspiratif, panel diskusi, dan networking session yang dirancang untuk memperkuat ekosistem F&B di Sumatera Utara. 

Sinergi antara bisnis, teknologi, dan cita rasa menjadi inti dari Clapham Conference tahun ini. 

Peserta akan mendapatkan wawasan strategis seputar service excellence, marketing, keuangan, human resource, operational excellence, hingga brand storytelling dari para praktisi yang telah sukses membangun brand berskala nasional maupun regional. (dicky irawan)

Share:
Komentar

Berita Terkini