![]() |
| Sekjen PBB Antonio Guterres berpidato di KTT Dunia Kedua PBB untuk Pembangunan Sosial di Doha pada 4 November 2025. (Foto: AFP). |
DOHA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres kembali menyoroti situasi kemanusiaan di Gaza yang masih mencekam. Berbicara pada sela-sela KTT Dunia untuk Pembangunan Sosial di Doha, Selasa (4/11/2025).
Ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas terus terjadinya pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya mengakhiri pertumpahan darah di wilayah Palestina setelah dua tahun konflik berkepanjangan.
Guterres menegaskan bahwa segala bentuk pelanggaran harus dihentikan segera. Ia menyerukan agar semua pihak tunduk pada ketentuan tahap awal perjanjian damai, demi menghentikan penderitaan rakyat sipil yang tak kunjung usai di Gaza.
Pada Senin (2/11/2025) lalu, Komite Palang Merah mengonfirmasi bahwa Israel menyerahkan kembali jenazah 45 warga Palestina. Sehari sebelumnya, pejuang Palestina mengembalikan jenazah tiga tentara Israel.
Menurut pihak Israel, ketiga tentara itu gugur dalam serangan 7 Oktober 2023, momen awal yang kemudian menjadi pemicu agresi militer besar-besaran ke Gaza.
Sayap militer Hamas menyebut bahwa mereka menemukan jenazah seorang tentara Israel di Shejaia, kawasan timur Kota Gaza yang hingga kini masih berada dalam pendudukan pasukan Israel. Proses pemulangan jenazah berlangsung dalam pola 1 sandera Israel : 15 jenazah warga Palestina, mencerminkan ketimpangan yang cukup mencolok dalam realitas konflik tersebut.
Sejak diberlakukannya gencatan, total 270 jenazah warga Palestina telah dikembalikan, namun baru 78 yang berhasil diidentifikasi. Keterbatasan fasilitas forensik dan perangkat uji DNA di Gaza, akibat blokade dan kerusakan fasilitas medis, membuat proses identifikasi berjalan lambat dan penuh duka.
Kementerian Kesehatan Gaza bahkan terpaksa mengunggah foto-foto jenazah secara daring agar keluarga mampu mengenali kerabat mereka yang hilang.
Di tengah sorotan dunia terhadap operasi militernya, Israel kini turut diterpa gejolak internal. Mantan Kepala Hukum Militer Israel, Mayor Jenderal Yifat Tomer-Yerushalmi, mundur setelah mengaku membocorkan rekaman yang memperlihatkan tentara Israel melakukan pelecehan seksual terhadap tahanan Palestina — sebuah kasus yang mengguncang publik internasional.
Dalam persidangan pada Senin, hakim memperpanjang masa penahanannya hingga Rabu dengan tuduhan serius, termasuk penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan menghambat proses hukum. Saat ini ia berada dalam tahanan di penjara wanita di wilayah Israel tengah, sementara proses penyelidikan masih berlangsung.
Konflik Gaza terus membuka tabir ke dunia tentang penderitaan rakyat Palestina — dari korban jiwa, pemulangan jenazah yang memilukan, hingga jatuhnya integritas pejabat militer Israel akibat skandal kemanusiaan.
Di tengah seruan global akan keadilan dan kemanusiaan, suara-suara pembela Palestina semakin lantang, memohon dunia untuk tidak lagi membiarkan tragedi ini terus berulang.(SRM/Net)
