Usai Dikritik DPRD Sumut, Perumda Tirtanadi Tancap Gas Genjot Pendapatan

Setelah mendapat kritikan tajam dari DPRD Sumut saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) beberapa waktu lalu, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtanadi

Editor: Tan
Gedung Perumda Tirtanadi di Jalan Sisingamangaraja Medan. (foto/ist)
MEDAN - Setelah mendapat kritikan tajam dari DPRD Sumut saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) beberapa waktu lalu, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtanadi baru sibuk meningkatkan pendapatan perusahaan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) itu. 

Soalnya, dalam RDP tersebut terungkap Perumda Tirtanadi banyak "kehilangan air" yang menyebabkan adanya kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtanadi, Ardian Surbakti mengakui, Perumda Tirtanadi kehilangan air, sebesar 38%.

Ardian Surbakti mengatakan untuk meminimalkan tingkat kehilangan air tersebut, pihaknya berupaya melakukan rehab pipa dinas yang sudah rawan kebocoran. 

Terutama pada daerah yang kondisi pipa dinasnya selalu tergenang air parit sehinga kebocoran tidak terlihat dan demi menjaga kualitas air ke pelanggan. 

Menurut Ardian Surbakti, tingkat kehilangan air per Agustus 2025 sekitar 38% itu akan diupayakan secara terus menerus untuk dilakukan penurunan secara serius. "Semoga ini dapat "ditekan" terus sehingga losses menurun setiap tahunnya," papar Ardian Surbakti. 

Ardian Surbakti mengungkap penyebab terjadinya losses diantaranya adanya sambungan liar (illegal connection) langsung dari pipa distribusi ke rumah pelanggan langsung tanpa melalui meter (by pass). 

"Jika kedapatan nanti dan terbukti pelanggan melakukan sambungan pipa secara illegal maka kami terpaksa membawa ke jalur hukum," ungkap Ardian Surbakti. 

Atas kejadian itu, Ardian pun memerintahkan kepada seluruh cabang pemasaran dan Kabag Jaringan dan Divisi Penanggulangan Kehilangan Air (PKA) untuk lebih giat lagi, mencari dan menanggulangi kebocoran fisik maupun non fisik. 

"Untuk menekan kehilangan air atau losses, dapat juga dilakukan dengan meningkatkan penggantian meter bermasalah dengan memberdayakan bagian pengawasan yang tugasnya melakukan kontrol dan monitoring dengan secara data dan faktanya di lapangan, dengan menindaklanjuti permasalahan yang dijumpai," jelasnya. 

Selain itu, Ardian Surbakti menambahkan, cara lain menekan kehilangan air itu, dengan mengganti meter bermasalah,   mengganti ataupun merehab pipa dan melakukan verifikasi meter produksi. 

"Selain itu, senantiasa melakukan patroli pipa bocor dan evaluasi meter air yang kadaluarsa. Juga, bisa mengecek ulang pemakaian air pelanggan perlu dengan melibatkan tim PKA cabang," paparnya.

Diketahui, saat ini Perumda Tirtanadi memiliki 20 cabang pelayanan terdiri dari zona 1 dengan 14 cabang pelayanan di Kota Medan termasuk Sibolangit dan Berastagi, kemudian zona 2 dengan 6 cabang pelayanan di beberapa Kabupaten Sumatera Utara, dengan jumlah pelanggan kedua zona tersebut per September 2025 berjumlah 524.283 pelanggan. 

Sampai dengan Triwulan III 2025 jumlah produksi kata Ardian Surbakti dari 22 Instalasi Pengolahan Air (IPA) keseluruhan zona 1 dan 2 pada bulan September produksi air yang dihasilkan adalah sebesar 20.817.666 m³ (8.091 liter/detik), dengan total pendapatan s/d September 2025 sebesar Rp 669 Miliar lebih dengan pengeluaran untuk biaya operasional sebesar Rp. 582 Miliar lebih, dengan demikian sampai dengan Triwulan III 2025 ini Perumda Tirtanadi telah mencatatkan Laba sekitar Rp. 87 Miliar lebih (sebelum pajak). 

"Tirtanadi telah memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke Pemprovsu pada Tahun 2024 sebesar Rp 35 Miliar," pungkas Ardian Surbakti. (dicky irawan)

Share:
Komentar

Berita Terkini