![]() |
| Wali Kota Medan Rico Waas memimpin rapat penerapan sumur Laluan. (foto/ist) |
Rapat dipimpin langsung Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas dan dihadiri praktisi Sumur Laluan Awaluddin Thayeb, tenaga ahli Novrial, akademisi Randy Gunawan (UMSU), Kuswandi (UMA), serta sejumlah pejabat Pemko dan anggota DPRD Medan.
Rico menegaskan komitmennya mencari solusi efektif dan ramah lingkungan untuk menanggulangi genangan air. “Riset dan kajian teknis penting dilakukan sebelum penerapan metode Sumur Laluan agar hasilnya aman dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menjelaskan karakteristik wilayah Medan perlu menjadi pertimbangan dalam penerapan metode tersebut. Di kawasan selatan seperti Medan Johor, genangan terjadi akibat curah hujan tinggi dan aliran dari daerah berbukit, sedangkan di wilayah tengah dan utara diperparah oleh bentuk tanah cekung dan pengaruh pasang laut.
Rico juga menyoroti peran tiga sungai utama — Deli, Belawan, dan Babura — yang mempengaruhi sistem drainase kota. “Ketiga sungai ini harus masuk dalam kajian, sebab peningkatan debit di selatan akan berdampak ke wilayah tengah dan utara,” jelasnya.
Terkait kawasan pesisir, Rico meminta kajian mendalam untuk memastikan kelayakan penerapan Sumur Laluan di daerah dekat laut.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi pemerintah, akademisi, dan praktisi dalam merumuskan strategi penanganan banjir yang ilmiah dan berkelanjutan.
“Forum ini menjadi ruang diskusi dan penelitian lanjutan agar diperoleh langkah konkret mempercepat penanganan banjir dan menjaga keseimbangan ekosistem kota,” pungkasnya.(dicky irawan)
